Museum Fatahillah menjadi destinasi ter-favorit bagi para fotografer amatir dan pro. Banyak komunitas fotografi yang berkumpul di sini hanya untuk berbincang-bincang, liburan, ataupun sekedar mengambil foto. Seperti yang saya lakukan pada hari Sabtu, 17 Mei 2014. Saya pergi ke Museum Fatahillah dengan berbekal kamera DSLR Canon 600D dengan lensa standard Canon EF-S 18-55mm f/3.5-5.6 IS STM. Tempat ini memang sangat menarik untuk para fotografer pro maupun amatir. Dengan berbekal kamera dan lensa tersebut, saya mengambil cukup banyak foto dari segi eksterior Museum Fatahillah, keramaian pengunjung, dan lain sebagainya. Menariknya lagi apabila kita mengedit foto yang diambil di Fatahillah menjadi berwarna hitam putih. Setelah kita mengeditnya, nuansa lingkungan sekitar museum seperti hidup kembali ke masa penjajahan Belanda. Inilah serunya menjadi seorang fotografer dengan berbekal kamera, lensa, dan imajinasi. Dengan mengambil foto museum dari berbagai sisi dan sudut, membuat foto terasa lebih hidup dan tidak kosong. Museum ini juga sering dijadikan untuk foto Pre-Wedding.
Cuaca, Keramaian, dan Museum Fatahillah. ISO 100, f/8, 1/400 sec |
Mengedit suasana Museum Fatahillah menjadi berwarna hitam putih seakan hidup kembali ke masa penjajahan Belanda. ISO 100, f/8, 1/400 sec |
Sepeda ontel yang berwarna-warni di kawasan Museum Fatahillah. ISO 100, f/8, 1/160 sec |
Berbagai macam profesi berada di Museum Fatahillah ini, salah satunya adalah manusia patung. ISO 100, f/8, 1/250 sec |
Berbagai kalangan seperti pelajar SD berkunjung ke tempat ini. ISO 100 |
Tempat ini memang sangat cocok untuk Photo Hunting. Namun ingat, sebelum memotret lihat dulu suasana di sekitar kita, lalu pikirkan apa yang akan kita potret, set aperture, speed, dan ISO, lalu klik! subjek foto sudah dipotret.
0 komentar:
Posting Komentar