Exposure : Rahasia Fotografer Dalam Membuat Foto yang Indah


Apabila kita melihat sebuah foto yang dipotret oleh fotografer profesional, mungkin kita melihat foto tersebut memiliki komposisi yang sangat detail. Di balik semua foto itu, terdapat kunci rahasia untuk membuat foto mempunyai cita rasa seni yang tinggi. Yaitu dengan mengatur exposure. Exposure adalah banyaknya cahaya yang jatuh ke sensor gambar dalam proses pengambilan gambar. Jadi singkatnya exposure untuk mengatur/mengendalikan jumlah cahaya sehingga foto yang dihasilkan tidak gelap atau pun terlalu terang. Hasil foto yang cahayanya berlebih disebut overexposure sedangkan hasil foto yang cahayanya kurang sehingga menjadi gelap disebut underexposure.
Pada kamera, terdapat level indikator exposure. Apabila garis tanda indikator tersebut berada di angka 0 maka hasil foto dan cahayanya akan normal, tidak terlalu terang atau pun terlalu gelap. Apabila tanda panah indikator tersebut berada di angka minus seperti -1 atau -2 maka hasil foto dan cahayanya akan gelap (underexposure). Apabila tanda panah indikator tersebut berada di angka plus seperti +1 atau +2 maka hasil oto dan cahayanya akan terang atau berlebih (overexposure)
Kotak merah menunjukan level indikator exposure
Underexposure dan overexposure terkadang sangat dibutuhkan dalam kondisi tertentu Untuk mengatur exposure, terdapat tiga kombinasi untuk menentukan gelap terangnya suatu foto sehingga tiga kombinasi tersebut disebut Segitiga Emas atau Segitiga Exposure.

  • Aperture/Diafragma/Bukaan Lensa
Aperture adalah bukaan di lensa tempat cahaya masuk ke kamera. Semakin besar bukaan, semakin banyak cahaya yang masuk. Semakin kecil bukaan, semakin sedikit cahaya yang masuk. Aperture ini bisa dibayangkan seperti tirai jendela. Semakin lebar kita membuka tirai tersebut maka banyak cahaya yang masuk ke dalam ruangan.
Aperture juga digunakan untuk mengatur atau mengendalikan ruang tajam atau Depth of Field atau disingkat DOF. Ruang tajam adalah daerah yang difokuskan oleh kamera atau lensa terlihat lebih 'tajam' atau jelas pada bagian depan (foreground) maupun belakang (background) subjek foto. Dengan mengatur aperture, kita bisa membuat sebuah subjek foto menjadi blur di background maupun foreground.
Penamaan dalam pengaturan aperture dapat membingungkan fotografer pemula. Hal ini disebabkan karena angka yang tertera terbalik dengan besarnya bukaan lensa. Satuan bukaan/aperture dimulai dengan huruf "f". Setelah huruf tersebut, terdapat angka yang menunjukan besarnya aperture. Semakin kecil angkanya berarti semakin besar bukaannya. Contohnya adalah f/1.4 yang berarti aperture nya lebih besar dibanding f/4. Semakin besar bukaanya, semakin banyak cahaya yang masuk.




Rentang bukaan yang bisa dipilih berbeda-beda, tergantung dari lensa kamera yang dipakai. Seperti yang ada pada lensa Canon EF-S 18-55 mm f/3.5-5.6. Pada lensa tersebut terdapat label f/3.5 dan f/5.6. Itu menunjukan bukaan maksimumnya sebesar f/3.5 di saat menempatkan zoom lensa di 18 mm sedangkan di saat menempatkan zoom di 55 mm bukaan minimumnya sebesar f/5.6.

  • Shutter Speed/Kecepatan Rana
Shutter speed adalah berapa lama/durasi shutter kamera membuka supaya sensor menerima cahaya yang masuk. Shutter adalah tirai di depan sensor yang menutupi sensor. Satuan shutter speed adalah detik. Pada saat menekan tombol shutter, maka tirai akan membuka selama beberapa waktu sehingga sensor bisa merekam cahaya.
Shutter speed selain digunakan untuk mengumpulkan cahaya, shutter speed juga digunakan untuk membekukan atau mempercepat suatu gerakan benda. Ada dua hal dalam shutter speed yang dapat mempengaruhi foto, yaitu shutter speed cepat dapat membekukan subjek yang bergerak sedangkan shutter speed lambat dapat menangkap gerakan dan cahaya secara kontinyu. Shutter speed cepat biasa digunakan untuk memotret subjek yang bergerak seperti pada foto liputan olahraga atau subjek bergerak lainnya. Shutter speed lambat biasa digunakan untuk merekam gerakan air terjun dan cahaya kendaraan yang sedang melintas dan lain sebagainya.

Penggunaan shutter speed lambat untuk menghaluskan gerakan air terjun. Foto ini diambil dengan shutter speed 1/3 atau bisa lebih lambat lagi agar gerakan air lebih sempurna

Penggunaan Shutter speed cepat untuk membekukan subjek foto. Foto ini diambil dengan shutter speed 1/1250
  • ISO
ISO adalah ukuran sensitivitas sensor terhadap cahaya. Ukuran ISO biasanya dimulai dari angka 100 sampai yang tertinggi. Kamera DSLR masa kini memiliki ISO tertinggi mencapai 25600 dan 204800. Semakin tinggi angka ISO, maka semakin sensitif sensor terhadap cahaya sehingga foto yang dihasilkan akan sangat terang. Sedangkan angka ISO yang rendah seperti 100 akan membuat foto menjadi lebih gelap kecuali di lingkungan yang sangat terang seperti di bawah terik matahari. ISO tinggi akan menurunkan kualitas gambar karena munculnya bintik-bintik atau biasa disebut noise. Tapi, untuk kondisi sulit, ISO tinggi dapat digunakan dalam kondisi cahaya yang sangat sedikit.
Share on Google Plus

About Unknown

Gioabi Fashar menyukai fotografi sejak duduk dibangku SMA kelas 10. Walaupun ia masih amatir, ia tetap ingin berbagi ilmu fotografinya lewat artikel di blog ini. Contact : 081310194611
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar